Sunday, July 8, 2012

It is Love

It is Love

Sudah beberapa hari ini belum menulis ya. Tidak menepati janji sendiri yang akan menulis, apapun kondisinya. Hehehe. tapi yang kemarin itu benar - benar dalam kondisi lelah kuadrat. Tema tulisan kali ini adalah tentang cinta. Ya, cinta. Bukan dalam batasan cinta antara laki - laki dewasa dan perempuan dewasa, namun cinta secara universal. 
Beberapa hari yang lalu, saya cukup dibuat shock dan membuat saya berada dalam kondisi hancur luluh lantak rasanya oleh sebuah kenyataan yang saya sebut sebagai masalah. Masalah besar. Yang saya  kira selama ini hanya saya lihat di film - film saja. Ya, saya mengalami hal yang bahkan tidak pernah saya bayangkan akan terjadi dalam hidup saya  yang lurus - lurus saja ini. Ini sebetulnya masalah yang seluruh anggota keluarga saya hadapi. Namun, sebagai anak paling bungsu dengan perasaan paling 'emosional', keluarga saya terbiasa menyembunyikan berbagai fakta dan masalah keluarga dari saya. Khawatir saya sedih, tertekan dan menjadi dendam. Kali ini pun demikian, tapi akhirnya saya tahu dari orang lain. Dan kemudian langsung menanyakan kebenarannya pada kakak kemudian Bapak dan Mamak saya. 
Pada momen saya mengkonfirmasi informasi yang saya tahu dari pihak luar ini kepada keluarga saya, ingin rasanya saya pergi jauh dan tidak ingin menampakkan wajah saya pada siapapun. Saya menangis semalaman. Mamak memeluk saya. Kakak saya tidak henti menelfon and tried hard to console me. Malam itu, saya benar - benar merasa hancur. Saya tidak yakin bahwa keesokan harinya saya bisa bekerja dengan tenang dan bisa menyembunyikan mata sembab saya. Saya ingin menyerah pada apapun yang saya kerjakan pada saat itu. Keluar dari pekerjaan, keluar dari proyek yang sekarang dan pergi menjauh dari Bandung, juga tidak ingin menetap di Sambas.

Keesokan harinya, saya masih menjalani aktivitas seperti biasa. Bekerja, bertemu rekan kerja, bergurau dan masih bersikap seperti hari - hari biasa. Kembali ke rumah, saya melihat Mamak dan Bapak. Saya sadar, bukan saya saja yang menghadapi kenyataan pahit ini. Mamak, Bapak dan Kakak saya, berjuang keras menghadapinya. Malah lebih daripada saya. Mamak dan Bapak pasti merasa lebih hancur daripada saya. Namun mereka masih berjuang menghadapinya. Apalah saya, yang hanya tahu dan tidak setiap hari menghadapinya karena selama ini saya tinggal di Bandung, berjauhan dari mereka. Melihat kakak saya, yang berjuang menyelesaikan masalah ini, dan sama sekali tidak membiarkan saya terlibat. Meski mereka tidak mengatakannya, saya tahu ketika mereka berusaha menyelesaikan masalah ini, pada saat yang sama mereka juga menjaga agar saya tidak terluka. And that makes me realized that i'm not alone. I have Allah and He gives me this awesome family. A family, yang punya cinta tiada terhingga. Saya pun sadar, bahwa saya tidak perlu lari dan menghentikan semua aktivitas saya sekarang hanya karena masalah ini. Saya harus berjuang juga, sama berjuangnya dengan Mamak, Bapak dan Kakak saya. Sepahit apapun kenyataan ini, kami akan tetap menghadapinya dengan berpegangan tangan. Masalah ini telah membuat saya melihat lebih jernih cinta keluarga saya terhadap saya. Masalah ini, menyadarkan saya bahwa keluarga saya always there for me. Giving unending love for me. And that is a reason for me to continue pursuing my dream, even this problem will makes it harder for me. 

Begitulah blogger, beberapa hari ini saya menyadari begitu besarnya cinta yang mengelilingi saya. Bagaimana dengan Anda?. Terkadang,  masalah tidak hanya membuat kita kuat dan bijaksana, namun juga membuat kita melihat dengan lebih jernih cinta yang ada di sekitar kita.


salam hangat selalu, tiech.
Baca selengkapnya

Wednesday, July 4, 2012

Kesabaran

Kesabaran

Sabar itu tidak ada batasnya.
Itu yang pernah dikatakan oleh mentor saya. Sampai sekarang, saya mengingat betul kata - kata ini. Saya kira, saya punya kesabaran yang banyak. Rupanya, kejadian dalam seminggu ini membuat saya mempertanyakan kembali  'apakah saya sudah termasuk orang yang sabar?'.

Seperti hari ini, saya sedang bekerja menyelesaikan laporan dan beberapa kertas kerja yang harus selesai hari ini juga. Malam ini Nisfu Sya'ban, saya ingin sekali bisa menikmatinya di masjid, sambil mengaji. tapi kenapa pekerjaan ini membuat saya memutuskan untuk tidak ke mesjid. Pilihan yang sulit and really made me upset. Dan perasaan gusar saya itu semakin bertambah ketika saya yang sedang menggantikan asisten kakak saya menjaga kantin, bertemu dengan pelanggan yang super duper sombong dan menyebalkan.
Orang ini sukses membuyarkan fokus saya dan membuat saya yang sedang panik ini ingin marah - marah dengan dia. Kalau bukan karena saya memikirkan bahwa dia konsumen yang perlu diberikan pelayanan yang baik, saya bisa saja sudah bertengkar dengan dia. Tapi saya memutuskan diam, dan menahan diri.
Itu lebih baik bukan. Gantinya, saya marah - marah di dapur. Haha. Tapi, benar. Saya begitu mempertanyakan kesabaran saya. Apa saya sabar?

Hmm, mari mencoba sabar dan lebih bijak menyikapi semua hal. Itu yang saya pelajari hari ini. Lagipula malam ini adalah malam nisfu Say'ban, pertanda 2 minggu menjelang Bulan Suci Ramadhan.


salam hangat, Tiech. 
Baca selengkapnya