Sunday, May 18, 2014

Jangan Tanya Saya: "Kenapa Belum Menikah?" - Cerita Lajang #1

Petang ini, saya menerima undangan pernikahan dari seorang kawan di masa kuliah S1 dulu. Alhamdulillah, tentu saya berbahagia dengan pernikahannya. Undangan pernikahan biasanya menggelitik saya untuk selalu bertanya pada diri sendiri, kapan kah giliranku? Dan undangan pernikahan kali ini membuat saya berfikir: "ya, saya ke menghadiri undangan sendirian, tanpa partner (lagi)". Pikiran semacam ini spontan muncul, dan setelahnya saya akan merasa bersalah, karena lagi - lagi mengeluh soal jodoh. 

Awan mendung dan angin yang berhembus di luar sana sungguh membuat suasana sore ini menjadi lebih melankolis dari biasanya. Saya teringat kata - kata seorang ibu yang sudah bertahun - tahun tidak bertemu dengan saya, pertanyaan pertamanya ketika melihat saya adalah:  "sudah menikah?" dan selanjutnya bertanya " kenapa belum menikah?". Sungguh, pertanyaan pertama adalah pertanyaan yang sangat sudah biasa saya terima dan biasanya akan saya jawab: "belum, doakan saja secepatnya berjodoh bu/pak". Tapi pertanyaan kedua?, "kenapa?" should i answer that?. 

Ibu saya sendiri, sangat mengkhawatirkan saya yang sudah cukup 'usia' untuk menikah, belum memiliki pacar atau teman lelaki terdekat. Ah, kawan - kawan terdekat saya pasti sudah mengetahui betapa seringnya saya menyebutkan soal pernikahan, bahkan mungkin mereka sudah bosan. Melihat kawan - kawan sebaya dan yang lebih muda yang sudah berumah tangga, memiliki anak bahkan sudah ada yang punya 3 anak, kadang membuat saya iri dan nelangsa. Lebih terasa menyedihkan bila para sesepuh keluarga bertanya soal pernikahan, mengingat saya satu - satunya cucu perempuan yang belum berumah tangga.

Sebenarnya, adalah fitrah seorang perempuan memiliki keinginan membangun rumah tangga, kebahagian memiliki anak - anak, membesarkan mereka dan menjadikan mereka bagian dari generasi terbaik ummat. Tapi, menemukan pasangan untuk ber'koalisi' mewujudkan itu semua bukanlah perkara mudah; bertemu dengan yang cocok dengan kriteria idaman, kemungkinan ketidakcocokan 'visi dan misi' atau karena takdir yang belum mempertemukan. "Makanya, jangan pilih - pilih", "jangan kebanyakan kriteria, ingat umur", adalah nasihat yang akrab di telinga saya. Jawaban saya: "bahkan untuk membeli sepatu pun saya pilih - pilih", "untuk seseorang yang seumur hidup akan saya habiskan waktu dengannya, salahkah saya memilih yang terbaik?".

Tapi, saya tidak sendiri. Banyak perempuan lajang yang lebih senior daripada saya. Dan pada kebanyakan dari mereka, saya menyadari bahwa menjadi lajang bukan berarti kita harus sibuk menebar pesona mencari pendamping. Jadilah lajang yang sibuk mempersiapkan diri, menebar manfaat dan menjadi lebih kuat dan lebih baik setiap harinya. Bagi saya, proses sendiri yang saya tidak tahu akhirnya ini sama sekali tidak membuat saya merasa kesepian. Pada saat saya menyadari bahwa saya sudah memasuki usia 'late 20s', saat itu juga saya bertekad akan fokus memperbaiki diri dalam semua aspek kehidupan saya dan menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain. Alhamdulillah, Allah memberikan saya kesempatan untuk memiliki lebih banyak waktu luang bersama orang tua juga bersama keponakan - keponakan saya di masa 'emas' pertumbuhan mereka. Anak - anak yang kehilangan waktu berkualitas dengan orang tua mereka yang sibuk.

Beberapa Aktivitas Bermain Kreatif Saya dan Anak-anak
Saya sangat beruntung diberikan kesempatan waktu berbakti kepada Mamak dan Bapak, meski hanya sekedar memijat kaki atau mengantar mereka berobat ke rumah sakit, saya merasa bahagia bisa melakukannya. Mengasuh keponakan - keponakan membuat saya belajar lebih banyak tentang parenting (karena saya bukan tipe Tante yang sabar), belajar dari beberapa senior saya yang sangat inspiratif soal mendidik anak, sibuk mencari proyek untuk bermain sambil belajar, peduli dengan buku - buku yang perlu mereka baca, belajar mengembangkan kreativitas mereka juga sibuk membuatkan mereka cemilan bergizi. Saya merasakan menjadi ibu bagi mereka yang bukan terlahir dari rahim saya, tapi hatinya saya kini sepenuhnya mencintai mereka. Waktu - waktu bersama orang tua dan anak - anak ini selain memberikan saya kesempatan memperbaiki diri dan belajar juga menyadarkan saya bahwa dalam memilih pasangan hidup bukanlah soal saya ingin seseorang tertentu atau karena saya mencintai seseorang, tapi saya butuh  lebih, saya butuh partner 'koalisi' untuk membangun kehidupan. Dan penyadaran ini membawa saya pada tahap selanjutnya tentang cinta yakni 'melepaskan' alias 'move on' dari seseorang itu. Biarkanlah Allah yang memutuskan yang terbaik untuk jadi pendamping hidup, saya hanya perlu bersabar akan cerita yang tiada pasti ini, berusaha memperbaiki diri saya secara fisik maupun spiritual dan menyibukkan diri untuk menebar manfaat bagi orang lain.

Karena saya tidak pernah tahu kapan masa lajang atau bahkan masa hidup saya berakhir, saya mulai menata kembali rencana hidup saya. All out dalam meraih ilmu dan menebar manfaat selama saya mampu dan selama menjadi lajang yang belum direpotkan dengan urusan rumah tangga. Saya percaya, Allah tengah memberikan saya waktu untuk mewujudkan cita - cita yang saya impikan tanpa melibatkan seorang pasangan hidup didalamnya. Selalu ada hikmah di setiap kondisi yang kita jalani. Dalam kesendirian dan kemandirian perempuan, Allah mengirimkan banyak kesempatan untuk kita berkarya dan membantu orang lain. Allah menyayangi kita, lebih dari seorang ibu menyayangi anaknya, dan kasih sayangNya selalu mendahului murkaNya.

Jadi, kenapa saya belum menikah? Inilah penjelasan panjangnya, yang hanya bisa saya singkat dengan senyuman. Menjadi lajang bukan berarti kesepian dan terus menerus dalam 'drama' episode 'hati ini untuk siapa?'. Berbahagialah dan sibuklah menjadi perempuan mandiri dan bermanfaat.

yang masih lajang,
Tiech

n.b : tulisan ini sepenuhnya curahan hati penulis, bukan dukungan pilihan untuk melajang :). 
terinspirasi dari : 
http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/berbahagia-menjadi-lajang.htm#.U3h099KSx1Y



Baca selengkapnya

Sunday, May 4, 2014

Teh Kayumanis, Enak dan Bermanfaat

Teh + Kayumanis, menghangatkan
Beberapa minggu yang lalu, saya membuat teh kayumanis + apel Fuji yang katanya berfungsi meningkatkan metabolisme. Karena rasanya yang kurang enak, saya iseng mencampur kayumanis dengan teh. Begini cara membuatnya:

  • ambil satu ruas kayu manis berukuran 5 cm - 10 cm
  • masukkan dalam gelas bersama dengan teh hitam
  • seduh dengan air mendidih, diamkan selama 5 - 10 menit (untuk teh hitam, cukup seduh 3 menit saja, atau sesuai dengan tingkat kepekatan yang diinginkan. 

Pertama kali saya minum teh + kayumanis ini saya sedang merasakan nyeri haid yang hebat, batuk pilek dan sedang dingin sekali karena sedang turun hujan. Sesaat setelah meminumnya, saya merasa lebih nyaman dan hangat. Hanya beberapa hari setelah rutin mengkonsumsinya, saya baru sadar, nyeri haid yang biasanya bertahan selama 3 hari samasekali tidak terasa, bahkan batuk pilek yang menyerang saya mulai mereda.

Tidak lama, saya diminta kakak saya yang saat ini sedang melanjutkan kuliah Farmasi untuk membantunya merapikan laporan tugas kelompoknya sekaligus memperkaya tinjauan teori tentang kayumanis. Dari situlah saya akhirnya mengetahui, bahwa teh kayu betapa kayu manis ini punya banyak manfaat yang sama sekali tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Karena setahu saya, kayumanis ini rempah andalan mama saya untuk membuat semur :)).
Berikut ini beberapa manfaat kayumanis yang saya baca dari berbagai sumber:


1. Menghangatkan Tubuh dan Meringankan Flu
Kayu manis mengandung zat yang membuat tubuh lebih hangat dan biasanya digunakan pada pengobatan tradisional China pada orang yang terkena demam atau influenza. Kandungan anti-inflamasi-nya membantu mengalirkan sirkulasi peredaran dalam tubuh sehingga perlahan flu pun bisa membaik, dan sembuh.
2. Mencegah Penggumpalan Darah
Kayu manis mengandung Cinnamaldehyde, yang dapat mencegah darah menggumpal. Berdasarkan whfoods.com, kayu manis mengeluarkan asam lemak anti-peradangan yang disebut arachidonic. Asam lemak ini kemudian mengurangi radang dan penggumpalan darah.

3. Anti Bakteri, Anti Infeksi dan Pengawet Alami
Minyak alami dari kayu manis juga bisa mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri pada tubuh. Karena kemampuan anti-bakteri dan mikroba ini, peneliti bahkan menjelaskan bahwa kayu manis bisa digunakan sebagai pengawet makanan tradisional yang alami.Kandungan anti infeksi dalam kayu manis dapat membantu tubuh melawan sariawan dan beberapa penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri H. plyiori.

4. Menurunkan Kolesterol 
mengurangi kadar kolesterol LDL. LDL juga dikenal sebagai kolesterol berbahaya. Berkurangnya kolesterol buruk ini membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

5. Membantu Mengontrol Gula Darah
kayu manis mengandung antioksidan yang bisa membantu mengontrol tingkat gula darah. Kayu manis membantu proses pencernaan setelah makan dan membantu memperbaiki respon insulin pada pasien diabetes tipe-2. Satu gram kayu manis saja diketahui bisa menurunkan tingkat gula darah, triglycerides, kolesterol buruk, dan kolesterol total pada pasien diabetes. Berdasarkan whfoods.com, kayu manis juga menurunkan risiko penyakit jantung pada pasien diabetes.

6. Membantu Menyeimbangkan Hormon
Kayu manis mengandung zat kimia alami yang disebut cinnamaldehyde, studi menunjukkan kayu manis dapat meningkatkan hormon progesteron dan menurunkan produksi testosteron pada wanita, membantu menyeimbangkan hormon.

7. Anti Kanker
Penelitian di University of Texas, yang diterbitkan dalam jurnal Nutrition and Cancer, menunjukkan bahwa kayu manis dapat mengurangi proliferasi sel kanker, baik untuk pencegahan kanker dan mengobati penderita penyakit kanker.

8. Membantu proses metabolisme tubuh
Kayu manis juga mengandung beberapa nutrisi seperti mangan, kalsium, serat dan iron yang mana adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme.


9. Meringankan Nyeri Haid
Penelitian telah membuktikan manfaat kayu manis dalam mengurangi nyeri akibat menstruasi sekaligus memperbaiki kesuburan seseorang

Sumber:
http://www.merdeka.com/sehat/6-manfaat-mengejutkan-kayu-manis.html
http://health.kompas.com/read/2013/09/05/0946342/5.Manfaat.Kayu.Manis.untuk.Perawatan.Tubuh
http://wolipop.detik.com/read/2012/01/28/110430/1827776/1135/7-manfaat-kayu-manis-bagi-kesehatan
Baca selengkapnya

Wednesday, January 29, 2014

Melawat Kuching, Sarawak Malaysia

Kuching, merupakan ibukota Sarawak, salah satu negara bagian di Malaysia Timur (semacam ibukota Provinsi kalau di Indonesia). Negara bagian ini berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Barat, salah satunya dengan kampung halaman saya, Sambas. Tentu saja, berpergian dari Sambas menuju kota - kota di Sarawak termasuk Kuching tidak membutuhkan waktu terlalu lama. Lewat darat, perjalanan dapat ditempuh dalam waktu antara 5 - 12 jam (tergantung kondisi jalan dan jalur yang diambil). Kalau ingin lewat udara, sudah tersedia penerbangan langsung ke Kota Kuching dari Kota Pontianak, dengan pesawat Boeing milik maskapi Express Air dengan waktu tempuh sekitar 35 menit atau pesawat jenis ATR milik MASWings dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Harga tiket mulai dari Rp 500.000.

Jenis Pesawat ATR72-600 yang melayani penerbangan rute Kuching - Pontianak
Saya sendiri, belum pernah berpergian lewat jalur darat (beuuhhh, sombong hehe) karena dari berita yang saya dengar, jalan di daerah Sanggau rusak parah. Padahal, tujuan saya ke Kuching untuk menemani Mama yang akan berobat. Kalau dibawa lewat darat, bisa tambah sakit dibuatnya. :)).

Banyak orang Indonesia terutama dari Kalimantan Barat yang berobat ke Kuching, beberapa yang terkenal adalah KPJ Hospital, Normah Medical Specialist Centre dan C.S Ling Eye Specialist Centre. Selain karena jaraknya yang lebih dekat (dibandingkan harus ke Jakarta atau Bandung), pengobatan di Kuching dianggap lebih bagus dari segi pelayanan, ketepatan diagnosa dan kebanyakan yang berobat disana sembuh atau minimal mengalami perbaikan kondisi. Kalau Anda ke Kuching menggunakan pesawat, sangat mudah menemukan mereka yang tujuan berangkatnya adalah untuk berobat.

Salah Satu Pusat Perobatan Mata di Kuching yang dikenal bagus, Ijazah dan Sertifikat yang menyatakan Sang Dokter merupakan Anggota dari Asosiasi Dokter Spesialis Mata Malaysia dipajang di koridor klinik
Sejak bulan September tahun 2013, hampir setiap bulan saya dan mama rutin mengunjungi Kuching. Saya menyukai kota ini sejak pertama kali menjejakkan kaki disini. Kota nya bersih, tertata dan tidak sumpek seperti banyak kota yang ada di Kalimantan Barat. Di kota ini saya menemukan jalan raya yang lebar, mulus dan bundaran yang sangat besar. 
Kawasan Perumahan di Kuching, Sarawak. Type rumahnya sederhana, tapi jalannya lebar, dan tersedia area untuk parkir. di pinggir jalan. 
 Selama di Kuching, kami selalu menginap di tempat saudara, disediakan makan, transport dan lain - lain GRATIS. Akibatnya, saya dan mama tidak pernah tahu cost makan, transport dan penginapan di Kuching. Karena perasaan 'tidak enak selalu merepotkan', pada perjalanan awal Januari lalu, saya dan mama memutuskan untuk pergi diam - diam alias tidak memberitahukan saudara bahwa kami ke Kuching. Kami memutuskan menginap di hotel. Kawan Bapak merekomendasikan Laila Inn. Beruntung ada Google, saya jadi tahu kalau ternyata hotel ini adalah Budget Hotel yang cukup dekat dengan Waterfront Kuching dan juga Pusat Spesialis Mata yang akan kami datangi. Intinya, letak hotel ini sangat strategis, mudah belanja, mudah jalan - jalan, dan mudah ke tempat perobatan (termasuk ke Normah Medical Specialist).
Jika menggunakan taksi dari Kuching International Airport, harga kupon taksi ke Hotel ini adalah RM 26 dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.

Yang ingin tahu lebih lengkap tentang hotel Laila Inn, silahkan lihat review hotel di blog Fatin disini.

Penampakan Laila Inn, Kuching. Tampak kusam sih, tapi menginap disini cukup nyaman.
Room Rate untuk Kamar double bed sekitar RM 69 
Urusan makanan, rata - rata kisaran harga makanan adalah RM 5-6 per porsi, dan di Kuching ini banyak banget yang namanya Ayam Penyet dan Nasi Ayam. Rata - rata warung nasi menjualnya. Kalau ingin mencoba makanan khasnya, ada Mee Kolok dan Laksa Sarawak. Saya paling suka Laksa Sarawak, Roti Canai dan tentunya Teh Tarik. Oh, iya di dekat Laila Inn ini ada satu Kantin yang selalu ramai saat sore hari, namnya Swee Kang Ais Kacang. Ada banyak cemilan dan minuman disini, sayang sekali saya selalu lupa memotret tempat ini. Saya belum pernah ke kantin itu, karena Mama lebih suka ke warung yang ada nasinya. 
makanan di Kuching, Sarawak
Setelah selesai dengan urusan pengobatan, kami masih punya waktu 1 (satu) hari sebelum kembali ke Pontianak. Saya memutuskan mengajak Mama jalan - jalan ke Museum Kucing dan Kuching Waterfront. Tentu ini kunjungan pertama saya, tapi kunjungan kesekian kali buat Mama yang memang sudah beberapa kali jalan - jalan di Kuching.

Museum Kucing atau Cat Museum of Kuching merupakan museum yang memuat koleksi beragam jenis kucing sampai kucing - kucingan (maksudnya sejenis hello kitty, doraemon, dan garfield hehehe). Museum ini juga berisi informasi tentang perkembangan fisik Kota Kuching, dan sejarah dinamakannya kota ini sebagai 'Kuching'. Museum ini buka dari pukul 09.00 - 17.00, dan masuk kesini gratis, kecuali bagi para pembawa kamera dikenakan biaya  RM 3 untuk mobile camera (kamera hp)dan RM 4 untuk digital camera (kamera saku).

Museum Kucing terletak di Dewan Bandaraya Kuching Utara, tidak jauh dari pusat kota Kuching




Miawww, Patung Kucing paling lucu buat saya :))
Koleksi Patung Berbagai Jenis Kucing
Ada Hello Kitty  di sini
Doraemon 
Sejarah Perkembangan Kota Kuching juga ada di Museum ini
Dari hotel, kami menggunakan taksi ke Museum ini. Katanya sih ada Bis Umum menuju kesini, tapi mempertimbangkan kondisi Mama, saya memilih menggunakan taksi dengan biaya RM 50 Pulang Pergi (sudah termasuk biaya taksi menunggu kami di parkiran, selama hampir 1 jam). 
Sebelah Kiri Mobil Berwarna Kuning: Taksi yang kami gunakan, sedang parkir di depan Gedung Dewan Bandaraya Kuching Utara
Dari Depan Gedung yang berada di kawasan perbukitan ini, kita bisa melihat Kota Kuching
(Foto seadanya, karena ga enak udah lama ninggalin supir taksi :D) 
Dari Museum Kucing, saya dan Mama melanjutkan perjalanan ke Kuching Waterfront yang tidak begitu jauh dari penginapan kami. Setelah bersantai dan makan siang di sana, kami kemudian kembali ke penginapan dengan berjalan kaki. Jarak yang kami tempuh berdasarkan perkiraan Google Maps sekitar 1,2 Km dengan waktu tempuh dengan kecepatan normal 16 menit. Tapi jalan kaki disini, tidak terlalu terasa jauh, karena selain melewati taman - taman yang menenangkan, kita juga akan melewati pertokoan (Market) dan Masjid Negeri Sarawak (semacam masjid agung kalau di Indonesia). 

Dewan Negeri Sarawak (Semacam Gedung DPRD), Arsitekturnya yang unik ini kata saudara saya bertujuan untuk menangkal ion negatif  (aura negatif mungkin maksudnya) masuk di Dewan. Jadi anggota dewan bisa pada kerja yang bener buat rakyat kayaknya :)
Kuching Waterfront, ada water taxi juga buat mengelilingi Sungai Sentubong, jadwal perjalanannya pukul 10.00 dan 17.00
Sisi Lain Waterfront dengan kios - kios Pedagang Kaki Lima yang bersih banget
Lunch di Meeting Point. Kami membeli Nasi Lemak (semacam Nasi Uduk), Tahu Goreng dan Air Kelapa Muda di salah satu kios PKL dekat Meeting Point.  All for RM 9.5.
Mama' lagi nungguin saya beli rujak sambil duduk di kursi taman di Waterfront. Dalam perjalanan pulang, kami jajan macam - macam dari gorengan sampe rujak buah. 

Salah Satu Sisi Waterfront yang jadi tempat nongkrong Anak Muda Kuching, mau ada live music di lapangan ini, tapi tiba- tiba turun hujan
Salah satu taman yang kami lewati di Jalan Gambir (dalam perjalanan kembali ke penginapan)
Persimpangan Jalan Main Bazar (Waterfront), Ruko di depan ini kebanyakan menjual Kue Lapis yang merupakan oleh - oleh khas Kuching, Sarawak (samalah seperti Sambas dan Pontianak, Kalimantan Barat)
Pertokoan Tua di Jalan Gambir, Jalannya cukup sempit (mirip Pontianak) dan tidak ada tempat parkir. Tapi, saya suka jalan ini (yang hitam diatas langit itu, adalah sekumpulan burung yang sedang berterbangan)
Tandas Umum : WC/ Kamar Mandi Umum. Di waterfront dan sekitarnya, juga di dekat market sangat mudah menemukan toilet umum seperti ini, cukup membayar 20 sen saja untuk menggunakan fasilitas umum yang cukup bersih ini. Oh ya, biasanya di toilet umum seperti ini, ada stiker yang menunjukkan Grade/ Kelas toilet yang akan kita gunakan. Selama ini saya dan mama selalu ketemu dengan toilet bergrade bintang 3 :)).  Sayang saya lupa memotret stikernya. 
Pasar di Jalan Gambier, kalau tidak salah ingat ini Indian Market
Masjid Negeri Kuching, sekitar 300 m dari penginapan kami. Halaman depan masjid ini adalah kuburan. 
Mama sedang berjuang menyelesaikan perjalanan 'kaki' nya. Semangat Mama!
Tips: 
  1. Saat memesan makanan, orang Indonesia biasanya selalu memesan minuman Teh Es. Di Kuching, Teh Es  disebut Teh O. Saya pernah memesan dengan menyebutnya ice tea, terus saya dikasi es dan teh secara terpisah -__-'
  2. Bagi Anda yang kebetulan mendampingi saudara atau orang tua untuk berobat atau menjalani operasi di Kuching, kalau memungkinkan ada baiknya menyempatkan jalan - jalan di waterfront. Lumayan untuk mengurangi tension pesakit sebelum atau sesudah operasi. Mama saya mengatakan, ia merasa senang dan lebih nyaman setelah berjalan - jalan di Kuching Waterfront. Padahal sebelumnya, ia selalu merasa takut dan tertekan setelah pengobatan matanya. 
Begitulah cerita perjalanan saya di Kuching, semoga ada bisa jadi sumber yang membantu melengkapi referensi Anda untuk merencanakan perjalanan ke Kuching. 

-salam hangat Tiech-


Baca selengkapnya

Monday, January 20, 2014

Jejak Bukan Petualang di Ketapang

Petualangan saya di Kota Ketapang sebetulnya sudah berakhir, dan dimulai sejak bulan Juni 2013 silam. Tapi, rasanya baru sekarang mendapatkan momen yang tepat untuk membagikannya di blog ini. Foto - foto ini sebetulnya foto survey untuk keperluan pekerjaan saya, tapi berhubung tidak semua foto digunakan untuk laporan, di buang sayang pula, baiknya post di blog saja :). Mari kita mulai.

Dimana sih Ketapang?
Ketapang di Provinsi Kalimantan Barat
Kabupaten Ketapang terletak di bagian paling selatan Provinsi Kalimantan Barat, sekaligus merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Barat. Luasnya mencapai 31.588 km2 atau seluas 21,28% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Wilayah seluas ini hampir menyamai luas Provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas 32.548 km². 

Wilayah seluas ini hanya dihuni oleh 448.779 jiwa penduduk, dan hampir 1/4 nya berada di ibukota kabupaten yakni Kota Ketapang yang meliputi kecamatan Delta Pawan, Benua Kayong dan Muara Pawan. Kepadatan penduduk dibandingkan luas wilayah di ibukota kabupaten paling tinggi mencapai 2.475 jiwa/km², kepadatan penduduk paling rendah di beberapa kecamatan mencapai 2 jiwa/ km². 



Ada Apa di Ketapang?


1. Taman Nasional Gunung Palung
Anda Memasuki Taman Nasional Gunung Palung!

2. Potensi Pertambangan dan Perkebunan

Salah Satu Kebun Sawit di Ketapang

3. Perlindungan Orang Utan
Salah Satu Pusat Rehabilitasi Orang Utan. Kalau Anda jeli sedikit, di dalam bangunan itu ada orang utan yang sedang memandang ke arah kamera. 

4. 2 (dua) Pelabuhan Nasional dan Rencana Pembangunan Kawasan Industri
Pelabuhan Kendawangan
Dengan apa ke Ketapang?

Saya dan kawan - kawan menggunakan kapal, dengan harga tiket sekitar 180 ribu-an berangkat dari pelabuhan Senghie Pontianak, Pukul 9.00 pagi. Perjalanan kami memakan waktu sekitar 6 jam melewati Sungai Kapuas, melayari Selat Karimata dan akhirnya berlabuh di pelabuhan yang berada di Sungai Pawan. Alhamdulilah, saat itu laut sedang tenang jadi saya aman dari mabuk laut :). Dan saya berharap itu sebagai perjalanan pertama dan terakhir saya menggunakan kapal menuju Ketapang. Karena selanjutnya lebih baik lewat udara saja, cukup 30 menit, fliiiiwww....sampelah kita ke Ketapang. 
Pelabuhan Sukabangun, Ketapang (dan yang dibelakang orang - orang ini adalah kapal yang kami tumpangi_heu, ga dapat foto kapal full body)

Kesan Pertama begitu menjejakkan kaki di Ketapang?
Pertama kali menjejakkan kaki ke Ketapang tepatnya ibukota Kabupaten Ketapang, saya cukup kagum dengan daerah ini. Saya yang biasanya hanya menyusuri Sambas- Singkawang - Pontianak, melihat sesuatu yang berbeda. Oh mak, rumah disini besar - besar kali, halamannya juga luas, bahkan banyak juga yang tidak berpagar.  Cukup menandakan penduduk disini sejahtera. Mencari rumah 'kecil' cukup sulit, apalagi di pusat kotanya. 

Dari seorang kawan yang pernah tinggal disini pada tahun 2002, katanya pada era hasil hutan 'berjaya' orang - orang di sini banyak yang ikut dalam bisnis logging  yang menjanjikan. Dengan 'kekayaan' itu, mereka membeli kapling tanah yang luas dan membangun rumah yang besar pula. Yah, itu katanya. 

Penampakan Rumah di Kota Ketapang


Jadi, ga ada rumah - rumah kecil nih di Ketapang? Tidak juga. Tugas saya dan kawan - kawan kala itu adalah mencari, dimana permukiman yang tidak sebesar dan serapi ini, yang perlu 'pertolongan'. Dan, kami menemukannya. Tidak banyak, dan tidak luas. Tapi, entah kenapa pemerintah butuh waktu cukup 'lama' untuk menuntaskan 'pertolongannya'. 



Rumah di Pinggir Sungai Pawan, Ketapang

Sedang Blusukan bersama pejabat Pemda dan Pak Lurah, tentu saja saya yang paling cantik di antara Bapak - Bapak ini :))

Masalahnya?
Sejauh ini, dengan keterbatasan saya melihat beberapa wilayah di Kalbar...Ketapang adalah salah satu daerah yang memiliki potensi SDA besar, juga membutuhkan 'cost' pembangunan infrastruktur yang cukup mahal dengan sebaran penduduknya yang 'menclak- menclok' dan wilayah yang luas. Entah karena 'kekayaan' Ketapang kurang untuk mendanai pembangunannya atau kapasitas pengelolaan pemerintahan dan pembiayaan pembangunan yang perlu dipertanyakan? Entahlah. Ini perlu analisis ahli ekonomi pembangunan, bukan saya si analis jadi - jadian. Hehehe.

Ini dokumentasi perjalanan saya menuju Kendawangan (yang batal karena jalan rusak) dan perjalanan menuju Sandai (yang juga terhenti di Sei. Kelik karena kondisi jalan juga). 

Dalam Perjalanan ke Kendawangan, ada keramaian

Rupanya ada 2 kendaraan dari arah berlawanan yang 'terperosok' di jalan indah ini. Batal deh ke Kendawangan
Perjalanan ke Sandai -Tiada yang tahu, dalamnya 'samudera' dibelakang kami

terperosok di jalan ini, musim hujan dengan mobil non 4 x4 adalah petaka, untungnya ada kayu - kayu penyelamat jalan sementara yang disebut: "PITING"
ku melihat tenda biru, bukan pernikahan, tapi semacam loket 'tol' atas penggunaan PITING

yeah, mari membayar jasa melewati 'PITING'
 kalau jalan - jalan ini diperbaiki, maka keluarga ini tidak mendapat penghasilan 'tambahan'
setidaknya, dalam 5 jam perjalanan kami bertemu jalan mulus, walau sebentar

Bonus 5 jam offroad, pemandangan indah yang entah dimana tepatnya

di Sei. Kelik, sudah sore dan kami tidak punya waktu untuk bermalam di Sandai. Batal lagi ke Sandai. Ah Galau!
Akhirnya meminta pertolongan seorang kawan dari kawan yang tinggal di Sandai untuk memotret kondisi di sana. 
Kondisi Jalan di Pasar Sandai yang adalah pusat 'kota'


Jembatan Sandai
Ya, masih ditemukan 'helikopter' di Sandai, yang secara ekonomi sudah mengarah menjadi kawasan urban. 

Masih banyak cerita saya tentang Ketapang, satu diantara daerah yang sangat saya sayangkan karena potensi SDA nya tidak berbanding linier dengan kondisi infrastrukturnya. Saya hanya menjejaki sedikit wilayahnya saja, tapi entah kenapa begitu banyak yang ingin saya ceritakan. Apalagi, saya jarang menemukan blogger yang bercerita tentang Ketapang dengan foto selengkap yang saya paparkan pada tulisan ini :)). 

Dan perlu diketahui, tulisan ini berdasar rasa cinta pada Ketapang. Saya bahkan belum pernah bercerita tentang Tanah lahir saya, Sambas. He he he :D

Lain kali saya akan cerita tentang wisata di Ketapang, juga cerita  - cerita legenda dari daerah ini. Hmm, mungkin juga sedikit catatan pribadi selama 7 (tujuh) bulan ber-proyek di sini. Jadi nantikan postingan dengan judul 'Jejak Bukan Petualang di Ketapang 2' ya :).

- tiech -



Baca selengkapnya