Sunday, March 15, 2015

Duhai Jiwa

"Duhai yang akan dituntut sebab amalnya, yang akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya, yang tertulis lengkap segala ucapannya, yang akan diselidik segala keadaannya; kelalaianmu atas hal ini sungguh menakjubkan!" (Ibn Al Jauzy)

Bertumpuk - tumpuk rasa sesal ini. Faham bahwa kesalahan itu mungkin akan terhapus. Namun jejaknya masih disitu. Seperti kertas putih yang tertulis pensil, sekalipun terhapus, ada jejak tidak bersih disana. Kelalaian.. Semua telah meracuni jiwa. Aku tertunduk dalam sesal, membiarkan rasa gelisah menyapa. Duhai yang memiliki dunia, apakah kini Engkau pun berpaling?
Tenteram, harusnya menjadi milik malam. Saat puja puji, keluh kesah dan harapan berpilin menemukan jalannya ke langit lalu menghambur dalam bulir - bulir kasih. Jiwa ini tidak dalam kondisi semestinya. Racun dunia melumpuhkan dan menjauhkannya dari kesucian. Betapa menyiksa.

Sungguh rasanya payah benar untuk kembali. Mengemudi hati untuk kembali pada kemurnian ditengah badai yang tiada henti menyapa. Jiwa ini semakin merindu, pada malam bercengkrama dengan langit, khidmat, mesra lagi rahasia.

Detak detik berlalu. Sebagian diri pun telah pergi. Sungguh menakjubkan perihal waktu. Petang dan fajar berganti - ganti dengan cepatnya. Akankah jiwa ini mampu terselamatkan? Murni dan berseri ketika fajar besok datang?

Tiech, 15 -03-2015

Bagikan

Jangan lewatkan

Duhai Jiwa
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.