Lebih seratus tahun sejak kau pergi
Ini adalah hari dimana kau hidup kembali
Lihatlah kami, duhai perempuan istimewa
bermain di antara aksara dan angka
gelar dan tahta perkara biasa
Bukankah sudah sepatutnya, Engkau bangga?
bermain di antara aksara dan angka
gelar dan tahta perkara biasa
Bukankah sudah sepatutnya, Engkau bangga?
Kubaca lagi surat-suratmu, duhai Gadis Jepara
mengisahkan nurani yang terpenjara
menyuarakan jerit hati dalam himpitan
pertarungan demi pertarungan
yang tak selalu kau menangkan
kau katakan tak mengapa bergerak dalam kepedihan
untuk sebuah kepentingan abadi
bagi generasi masa depan yang berbudi
sudah benarkah aku memahami,
cahaya jiwa dari surat-suratmu ini?
mengisahkan nurani yang terpenjara
menyuarakan jerit hati dalam himpitan
pertarungan demi pertarungan
yang tak selalu kau menangkan
kau katakan tak mengapa bergerak dalam kepedihan
untuk sebuah kepentingan abadi
bagi generasi masa depan yang berbudi
sudah benarkah aku memahami,
cahaya jiwa dari surat-suratmu ini?
Bahwa ada keteguhan yang kau isyaratkan
dalam pengabdian pada kebaikan
Bahwa ada kekuatan yang perlu dihamba
bagi jiwa-jiwa milik Tuhan
dalam pengabdian pada kebaikan
Bahwa ada kekuatan yang perlu dihamba
bagi jiwa-jiwa milik Tuhan
Bahwa kesetaraaan bukan semata kesamaan
pendidikan bukanlah persaingan
antara lelaki dan perempuan
karena ditangan perempuan, semua jiwa bermula
pendidikan bukanlah persaingan
antara lelaki dan perempuan
karena ditangan perempuan, semua jiwa bermula
karena ada pekerti yang mesti dibina
Ada nafas kehidupan yang kau perjuangkan
Dari rahim ibu yang berpendidikan
Dari rahim ibu yang berpendidikan
Duhai perempuan yang namanya selalu kami nyanyikan
Semoga tak hanya penampilanmu yang kami rupakan
Semoga nilai -nilai yang kau bawa tak kami lupakan
Semoga tak hanya penampilanmu yang kami rupakan
Semoga nilai -nilai yang kau bawa tak kami lupakan
tergilas kebaya dan sanggul hiasan
#30dayswritingchallenge
#day11
#30DWCJILID5
#Squad1
Bagikan
Gadis Jepara
4/
5
Oleh
Tiech