Deklarasi mimpi dan target dalam
hidup menjadi istilah yang sangat akrab bagi saya dalam 6 bulan terakhir. Deklarasi
pertama saya lakukan karena tugas Bikin Buku Club (BBC). Selanjutnya, karena
sebuah training pengembangan diri, saya terbiasa berdeklarasi untuk target
jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek, bulanan, mingguan bahkan target
harian. Baru saja saya mendeklarasikan akan menulis setiap hari selama 30 hari
di program 30 Days Writing Challenge.
Ada beberapa pengalaman saya dan kawan - kawan tentang kekuatan deklarasi. Salah satunya saat kami akan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Seminggu sebelum hari H, dana yang kami punya baru 50% dari dana yang dibutuhkan. Masing - masing dari kami lalu berdeklarasi, akan mendapatkan uang sejumlah satu juta setiap orang, baik dari donasi maupun dari sponsor. H - 2, kami berhasil mengumpulkan uang hingga 100%, bahkan melebihi dari yang dibutuhkan. The power of declaration, begitu kami menyebutnya.
Setelah membiasakan diri berdeklarasi
selama hampir enam bulan terakhir, saya merasakan bahwa ini adalah cara yang
efektif dalam mencapai tujuan hidup.Setidaknya ada 4 (empat) kekuatan deklarasi yang saya rasakan:
Fokus pada Pencapaian Target yang Dideklarasikan
Deklarasi membuat saya sadar dan
mampu melihat jelas pada hal yang ingin diraih. Sehingga tindakan yang saya lakukan hanya fokus
untuk mewujudkannya. Ketika menghadapi rintangan atau hambatan, saya fokus pada solusi, mencari cara apapun, agar tetap dapat sampai pada tujuan.
Saya jadi teringat cerita Haruki Murakami dalam bukunya What I Talk About When I Talk About Running, bahwa tujuannya ikut maraton adalah untuk berlari, maka sepayah dan selelah apapun ototnya, ia tidak akan pernah berjalan.
Energi Bertahan
Perjalanan mencapai mimpi dan
tujuan hidup pasti dihadapkan dengan berbagai rintangan. Baik itu dari diri
sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Seringkali saya merasakan sangat lelah
dan tidak ingin melakukan apapun. Pada saat seperti ini, mengingat kembali
deklarasi dan komitmen untuk mewujudkannya, menjadi energi buat saya bertahan
dan bergerak kembali mencapai tujuan.
Satu kali sepulangnya dari
latihan beban, saya merasa ingin makan bihun goreng atau capcay kuah di dekat
rumah. Tapi karena minggu itu saya sudah mendeklarasikan bahwa tidak akan makan
apapun setelah pukul 7 malam, maka saya bertahan. Sebagai gantinya, saya minum
seliter air mineral. Ini terjadi selama beberapa minggu. Dan akhirnya saya
berhasil menurunkan berat badan.
Sikap Optimis dan Percaya Diri
Kekuatan berikutnya, deklarasi dapat
mendorong sikap optimis dan percaya diri. Sikap yang paling penting untuk
mencapai tujuan. Seringkali orang lain lebih percaya bahwa saya mampu. Padahal kadang–kadang, saat mendeklarasikan sesuatu, saya merasa bahwa target itu hampir mustahil untuk diwujudkan. Disinilah pentingnya peran orang lain, untuk mendorong sikap optimis dan berfikiran positif terhadap diri sendiri.
Pengingat
Deklarasi adalah mimpi yang digemakan.
Ketika saya mendeklarasikan impian dan target hidup saya pada orang lain, mereka
biasanya menanyakan hasil deklarasi itu.
Saya mendeklarasikan impian
menulis buku pada hampir semua rekan kerja saya di kantor. Selang beberapa minggu, teman-teman saya mulai bertanya.
“Mana nih, bukunya?” atau “Bukunya
sudah jadi?”
Ketika saya kehilangan arah dan
semangat, pertanyaan–pertanyaan itu menjadi pengingat sekaligus penyemangat.
Deklarasi pun bisa dipandang sebagai do'a. Juga keinginan didoakan dari orang - orang di sekitar kita. Beberapa orang menyebutnya sebagai Law of Attraction, mendapat dukungan dari semesta. Bagi saya, deklarasi adalah sumber energi untuk konsisten, komit dan fokus pada pencapaian tujuan dan mimpi kehidupan.
#30DWCJilid5
#Day2
#30DaysWritingChallenge
Bagikan
Kekuatan Deklarasi
4/
5
Oleh
Tiech