Menjelang tengah malam. Mataku
semakin panas. Ah tolong, jangan sekarang. Ada setumpuk bacaan dan bahan
paparan yang harus aku selesaikan. Tanganku masih tidak bisa lepas dari layar. Jemariku
masih mengakrabi tuts keyboard di laptop, walau mata sudah mulai tak jelas
melihat. Sementara otakku berusaha mengumpulkan kembali semua pikiran yang
bercabang. Agar menjadi satu jalan. Pekerjaan ini harus segera selesai.
Hanya butuh semenit. Kerongkonganku
lalu tercekat. Dan aku tak bisa mengelak. Satu tetes mengenai mejaku. Dua,
tiga, lalu akhirnya mengucur deras. Aku menyeka pipi dan hidung yang sudah
basah. Lalu susah payah menarik udara. Suara diseberang masih berbicara. Untuk
kemudian terdiam. Mendengarkan lirih tangisan.
“Tidak apa, Dek. Kondisi Bapak memang semakin drop…..”
Tanganku terhenti. Suara di
seberang masih berbicara. Namun perlahan terdengar menjauh. Aku tak mampu
mencerna suara lainnya. Karena kini otakku sibuk menggemakan tiga kata: bapak
sakit parah. Dan aku masih berada ribuan kilometer di seberang pulau. Tuhan,
aku ingin terbang sekarang.
Rumah |
#30dayswritingchallenge
#Day14
#30DWCJilid5
#squad1
Bagikan
Rumah
4/
5
Oleh
Tiech